www.gunadarma.ac.id
Gereja Katolik secara resmi mengenali
kerasukan setan pada diri gadis mahasiswa berusia 19 tahun itu. Dengan alur
flash back-nya, film ini diawali dengan seorang pastor yang dituduh bersalah
dan seorang pengacara yang akan bertugas membelanya di pengadilan.
Pengacara Erin Bruner didudukkan di antara
Gereja dan negara ketika dia membela hidup Pastor Richard Moore yang menjadi
terdakwa. Erin harus menghadapi dua lawan sekaligus, berhadapan dengan jaksa
penuntut dan juga berperang dengan setan yang pernah merasuki Emily. Sejak awal
ia sadar bahwa pembelaannya tak akan bagus. Erin mengambil kasus ini, dengan
sedikit keraguan, selain karena ingin mendapatkan posisi sebagai senior partner
di firma hukumnya. Pastor Richard menyetujui pembelaan Erin dengan syarat, asal
ia boleh melengkapi dengan menceritakan kisah Emily sendiri. Padahal Pastor
Richard dilarang memberi kesaksian oleh Keuskupan dan lebih disarankan untuk
mengakui kesalahannya. Karena dengan pengakuan itu Erin mudah membela dan
meringankan hukumannya. Namun Pastor Richard bersikukuh dan Erin pun
menerimanya.
Sidang pun berlangsung dengan tampilnya
kesaksian para dokter yang dihadirkan jaksa penuntut, Ethan Thomas. Ethan
Thomas ngotot Emily menderita epilepsi dan penyakit jiwa (psikosis). Tetapi
Erin keras kepala membebaskan Pastor Richard.
Adegan kemudian beralih ke flashback
menunjukkan bagaimana awal kejadian kerasukan. Seorang gadis sendirian di ruang
tidurnya jam 3 dinihari, ia mencium bau terbakar, mendengar suara gaduh dan
melihat kotak pensilnya bergerak-gerak sendiri. Gadis itu lalu berbaring lagi
dan menarik selimutnya, tetapi sebuah kekuatan besar menekan, seolah ada yang
menindihnya. Seperti halusinasi, ia menderita karena mendapatkan banyak
penglihatan yang menakutkan. Emily lalu di bawa ke rumah sakit dan didiagnosa
menderita penyakit jiwa. Maka, ia diberi obat anti psikotik. Namun sebenarnya tak
memperbaiki keadaannya. Penglihatan yang menakutkan terus berlanjut, hingga
mengakibatkan tubuhnya semakin melemah.
Emily meninggalkan sekolahnya, pulang ke
rumah orang tuanya. Ia dan orang tuanya lama-lama sadar bahwa dirinya tidak
sakit jiwa tetapi karena kerasukan setan. Karena itu, keluarganya memutuskan
memanggil pastor paroki untuk mengupayakan pengusiran setan, dan pihak Gereja
menyetujui. Dalam pesidangan, pengalamannya dikatakan sebagai kombinasi antara
epilepsi (karena gejala kejang-kejang) dan psikosis (karena penglihatan yang
dialaminya).
Pengalaman yang sama dialami Erin Bruner.
Pembela Pastor ini mengalami kejadian aneh jam 3 dini hari, saat ia mencium bau
terbakar dan mendengar suara yang gaduh. Pastor Richard menduga bahwa Erin juga
diganggu setan. Dalam film itu diceritakan bagaimana Pastor Richard menjelaskan
bahwa jam 3 dini hari merupakan saat yang tepat ketika setan mengolok-olok
Tritunggal Mahakudus. Saat itu juga merupakan pertentangan dari jam 3 siang,
jam ketika Yesus wafat.
Erin merasa bahwa proses pengadilan diarahkan
ke kasus medis belaka. Ia berusaha keras untuk membuktikan bahwa Emily
sungguh-sungguh kerasukan. Erin Bruner memanggil saksi ahli seorang ahli
antropologi bernama Dr. Sidur Adani. Antropolog ini diminta menunjukkan aneka
ragam aliran kepercayaan yang meyakini adanya fenomena kerasukan yang memang
bersifat spiritual.
Di tengah kebingungan Erin Bruner, tanpa
disengaja, seorang dokter ahli jiwa yang hadir saat eksorsisme, tiba-tiba
menyerahkan rekaman audio rahasianya. Dukungan bagi Erin untuk membuktikan
bahwa kematian Emily bukan bersifat medis pun bertambah. Pastor Richard yang
selama ini bungkam, akhirnya memberi kesaksian saat peristiwa eksorsisme
berlangsung.
Tampilan film pun beralih ke saat
dilangsungkannya eksorsisme, bersamaan dengan diputarnya kaset rekaman.
Kejadiannya tepat di malam Helloween, karena Pastor Richard Moore percaya bahwa
setan sangat mudah dihadirkan pada malam itu. Pastor, kekasih dan ayah Emily ada
di dalam kamar. Sementara Emily terikat di tempat tidurnya. Pastor memercikkan
air suci dan mengucapkan aneka kutipan Kitab Suci. Emily membalasnya dengan
suara berat dan keras dengan aneka bahasa Latin, Jerman, Yahudi dan Aram.
Tiba-tiba beberapa ekor kucing meloncat ke arah sang Pastor hingga membuatnya
terjatuh. Emily melepas ikatan dan meloncat memecah kaca jendela, keluar menuju
kandang kuda. Mereka pun mengikuti Emily. Di kandang kuda itu, Pastor membentak
setan untuk menunjukkan dirinya. Emily menyahut dengan suara keras bahwa ia
dirasuki enam setan yang pernah merasuki Nero, Yudas dan Kain. Nama setan itu
disebutnya a ialah “Legion” dan Belial. Dalam keadaan tak sadar itulah mulut
Emily mengeluarkan suara pernyataan si setan: “Saya Lucifer, setan dalam daging
!”
Penonton dibawa kembali ke ruang sidang.
Pastor Richard mengatakan bahwa setelah gagal mengadakan pengusiran setan, ia
menyarankan Emily menghentikan pengobatan anti-psikosis-nya agar pengusiran
setan lancar. Namun kenyataannya, Emily Rose meninggal beberapa minggu
berikutnya.
Erin Bruner sebenarnya ingin menghadirkan
dokter ahli jiwa yang hadir bersama Pastor Richard saat berlangsungnya
pengusiran setan. Tetapi sang dokter sudah meninggal tak lama setelah
menyerahkan kaset rekaman untuk Erin. Sang dokter jiwa itu sempat mengatakan
bahwa ia tak bisa membuktikan, tetapi mengakui setan itu ada. Erin Bruner yang
memberi kesempatan Pastor bersaksi dipojokkan oleh pimpinannya. Pimpinan firma
hukum Erin Bruner akan merontokkan karirnya jika memberi kesempatan Pastor
Richard bersaksi lagi.
Pada hari berikutnya Erin Bruner mengunjungi
Pastor di penjara. Pastor Richard menunjukkan surat yang ditulis Emily sebelum
ia meninggal. Dalam suratnya Emily mengisahkan aneka penglihatan yang
dialaminya, pada pagi hari sesudah malam pengusiran setan. Ia keluar rumah dan
melihat Bunda Maria yang menghampirinya. Bunda Maria mengatakan: “Meskipun
setan tak dapat keluar dari tubuhmu, kamu sebenarnya bisa memilih meninggalkan
tubuhmu dan penderitaanmu akan berakhir. Tetapi jika kamu membiarkan setan
tetap ada dalam tubuhmu dan menderita kerasukan sedemikian ini, maka
sesungguhnya kamu memberi bukti kepada banyak orang bahwa Tuhan dan setan
benar-benar ada”.
Adegan berikutnya menampilkan jiwa Emily
memilih menderita dengan kembali ke dalam tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa Emily
rela menderita untuk memberi kesaksian kepada dunia bahwa Tuhan dan setan
sungguh ada. Emily menuliskan akhir suratnya dengan kata-kata: “Orang berkata
bahwa Tuhan tidak ada, tetapi bagaimana mungkin mereka mengatakan itu bila saya
menunjukkan setan kepada banyak orang ?” Emily kemudian ditampilkan menerima
stigmata (luka seperti luka Yesus karena penyaliban di kedua tangan dan kaki),
yang dipercayai Pastor Richard sebagai suatu tanda bahwa Tuhan sungguh
mengasihi Emily. Namun jaksa penuntut mengolok penjelasan itu bukan stigmata,
melainkan karena Emily menyentuh kawat berduri yang mengelilingi rumahnya.
Pastor Richard tentu kecewa dengan olok-olok
jaksa penuntut namun ia tetap rendah hati. Jaksa penuntut menganggap Emily tak
sedemikian sebagaimana dikisahkan Pastor, karena yakin Emily tak sebodoh itu.
Bahkan jaksa mengajak peserta sidang untuk tidak mempercayai setan, meskipun ia
sebenarnya penganut Kristen Methodis. Erin Bruner yang bukan penganut agama dan
kepercayaan apapun tentu heran dengan pernyataan jaksa. Meskipun bukan penganut
agama, Erin Bruner meyakinkan tetap adanya dua kemungkinan, Emily sungguh
kerasukan setan atau menderita karena penyakit jiwa. Ucapan Erin ini seolah mengajak
penonton untuk menilai sendiri apakah Emily kerasukan setan atau menderita
penyakit jiwa.
Pengadilan memutuskan vonis, Pastor Richard
Moore memang bersalah tetapi ia tidak dipenjara. Ia dinyatakan bersalah ketika
menyuruh Emily Rose menghentikan minum obat pemberian dokter. Padahal maksud
Pastor Richard penghentian minum obat itu untuk memuluskan proses pengusiran
setan. Pengusiran setan tidak akan berhasil jika obat penenang telah
mempengaruhi otak dan menghalangi fungsi otak. Pendapat ini dikuatkan oleh
pendapat Dr Sidur Adani, ahli antropologi. Rupanya penjelasan itu tidak berarti
bagi proses pengadilan. Karena dokter jiwa lainnya bersikukuh mengatakan bahwa
jika Emily meneruskan minum obat maka ia tidak meninggal. Padahal kenyataannya
tidak demikian, kondisi Emily tidak berubah sekalipun meminum obat dokter.
Karena memang ia berkemungkinan kerasukan setan dan tidak butuh pengobatan
dokter ahli jiwa, melainkan pengusiran setan. Sayang sekali, keberadaan setan
dalam diri Emily dan upaya pengusiran setan oleh Pastor Richard seolah kalah
bukti di pengadilan.
Dengan vonis itu, Erin Bruner dinyatakan
sukses membela Pastor Richard Moore. Tetapi ia menolak promosi dirinya sebagai
senior parter di firma hukumnya. Ia bersama Pastor Richard mengunjungi makan
Emily. Di makam, Erin Bruner dan Pastor Richard Moore merefleksikan apa yang
dialami dengan mengutip kalimat yang terukir di makam Emily dari kitab Filipi:
“kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar