Jumat, 02 Mei 2014

KAITAN ANTARA REVISI PSAK YANG EFEKTIF 1 JANUARI 2012 PADA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT LATINUSA Tbk



KAITAN ANTARA REVISI PSAK YANG EFEKTIF 1 JANUARI 2012 PADA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT LATINUSA Tbk
PSAK No. 10
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, dengan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalamaktiva operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang yang digunakandalam laporan keuangan adalah mata uang dengan satuan Dollar Amerika Serikat. Efektif pada tanggal 1 januari 2012, satuan mata uang yang dipakai dalam laporan keuangan adalah Dollar AS, oleh sebab itu laporan keuangan pada tahun 2011 diukur kembali.  
PSAK No. 16 (Aset Tetap)
Pada laporan keuangan pada tahun 2011 sebelum revisi catatan 2, 3, 9, 19, 20, 21, 26, maka setelah dilakukan revisi yang aktif pada 1 januari 2012 catatan ada yang berubah yaitu 2, 3, 9, 20, 21, 22, 27.
Aset tetap kecuali tanah, dihitung berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk dalam biaya penggantian biaya  asset tetap saat biaya itu terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. biaya inspeksi diakui kedalam jumlah tercatat asset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi criteria pengakuan diakui dalam kaporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyusutan dengan metode garis lurus, masa pakai bangunan 5-20 tahun, mesin dan instalasi 5-20 tahun, peralatan kantor 5-10 tahun, kendaraan 5 tahun. jumlah tercatat dihentkan apabila asset tidak punya niali ekonomis lagi.
Pada 31 des 2011 saldo awal harga perolehan mencapai  16.240 dollar dan akumulasi penyusutan 8.653 dollar, dengan demilkian nilai buku netto dicapai 7.587 dollar. Saldo akhir setelah adanya pengurangan dan penambahan (Biaya penyusutan yang dibebankan 20, 21, 22) asset dicapai harga perolehan mencapai  31.582 dollar dan akumulasi penyusutan 9.156 dollar, dengan demilkian nilai buku netto dicapai 22.426 dollar. Dengan kata lain meningkat 14.839 dollar.
Pada 31 des 2012 saldo awal harga perolehan mencapai  31.582 dollar dan akumulasi penyusutan 9.156 dollar, dengan demilkian nilai buku netto dicapai 22.426 dollar. Saldo akhir setelah adanya pengurangan dan penambahan (Biaya penyusutan yang dibebankan 20, 21, 22) asset dicapai harga perolehan mencapai  36.777 dollar dan akumulasi penyusutan 10.739 dollar, dengan demilkian nilai buku netto dicapai 26.038 dollar. Dengan kata lain meningkat 3.612 dollar. Turun 11.227 dollar dari tahun 2011.
Aset penyelesaian pada saldo awal 2012 dihitung berdasarkan asset penyelesaian akhir tahun 2011 dan di taruh dibagian saldo akhir 2012 setelah ditambah dan kurangi. Tidak ada penyusutan dalam asset penyelesaian.
PSAK No. 46 (Pajak Penghasilan)
Taksiran beban pajak ditangguhkan pada periode 31 des 2012 berjumlah 5.482 dollar, 31 des 2011 4.798 dollar dengan catatan 2, 3, 13b.
 Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak pada tahun yang bersangkutan. penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara dasar pelopor komersial dan pajak atas asset dan liabilitas dan akumulasi rugi fiscal. penyisihan asset pajak tangguhan dicatat untuk mengurangi asset pajak untuk mengurangi asset pajak tangguhan ke jumlah yang diharapka tidak dapat direalisasi.
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat asset dan liabilitas disebabkan tarif pajak dikreditkan atau dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi yang sebelumnya langsung dibebankan.  
Ketidakpastian Kewajiban Perpajakan
Ketidakpastian timbul terkait dengan interprestasi dari peraturan perpajakan yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak dimasa depan. Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yaitu dengan PSAK No. 57 (Provisi, Liabilities Kontigensi, dan Aset Kontigensi). Perusahaan mengakui pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan tambahan pajak penghasilan badan. Nilai tersebut tercatat sebesar 5.482 dollar untuk periode 31 des 2012 dan 4.798 dollar untuk periode 31 des 2011. Jumlah tersebut berdasarkan pajak penghasilan pasal 29, dimana pajak tahun 2011 dan 2012 untuk jumlah pajak yang tahun 2012, serta pajak tahun 2010 dan 2010 untuk jumlah pajak tahun 2011.  
Realisasi Dari Aset Pajak Tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh rugi fiscal yang belum digunakan sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehinga rugi fiscal tersebut dapat digunakan. Rugi fiscal pada per 31 des 2012 dikompensasi sebesar 4.658 dollar dan 31 des 2011 sebesar 180 dollar. Jumlah pajak tersebut berdasarkan pajak kini yaitu rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif, beda temporer, dan beda tetap yang menghasilkan rugi fiscal.

PSAK No. 50 (Instrumen Keuangan penyajian)
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (SAK), yang mencangkup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK) berdasarkan pedoman penyajian oleh BAPEPAM-LK.
Laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktiva operasi, investasi dan pendanaan. Sastuan mata uang yang dipakai adalah USD atau dollar Amerika Serikat.
Untuk pengungkapan informasi secara komparatif, laporan keuangan juga menyajikan laporan posisi keuangan 1 Januari 2011, yang merupakan permulaan dari metode komparatif terawal. yang dimaksud adalah laporan posisi keuangan perusahaan yang teridi dari:
1.    Total asset lancar
2.    Total asset tidak lancar
3.    Total aset
4.    Total liabilitas jangka pendek
5.    Total liabilitas jangka panjang
6.    Total liabilitas
7.    Total ekuitas netto
8.    Total liabilitas dan ekuitas
yang disajikan dalam intrumen keuangan adalah

1.    Kas dan setara kas
2.    Piutang usaha
3.    Persediaan
4.    Uang muka dan biaya dimuka
5.    Penyertaan saham
6.    Aset tetap
7.    Aset lain-lain
8.    Utang bank jangka pendek
9.    Utang usaha
10.     Perpajakan
11.     Beban masih harus dibayar
12.     Utang lain-lain
13.     Provisi jangka pendek
14.     Modal saham
15.     Saldo dan transaksi signifikan dengan pihak-pihak berelasi
16.     Penjualan neto
17.     Beban pokok penjualan
18.     Beban Penjualan
19.     Beban umum dan administrasi
20.     Pendapatan keuangan
21.     Beban Keuangan
22.     Imbalan kerja
23.     Kompensasi berbasis saham
24.     Komitmen penting
25.     Rugi per saham
26.     Aset dan liabilitas dalam mata uang selain dollar AS
27.     Instrumen keuangan dan manajemen resiko keuangan
28.     Informasi segmen


PSAK No. 55 (Instrumen Pengukuran: Pengakuan dan Pengukuran)
Instrumen keuangan perusahaan terdiri atas asset dan liabilitas keuangan.
1.    Aset keuangan
A.  Pengakuan dan pengukuran awal
Aset keuangan diklasifikasikan menjadi pinjaman yang diberikan dan piutang serta asset keuangan tersedia untuk dijual.
Aset keuangan diukur dengan nilai wajar dan dalam hal asset keuangan yang tidak diukur dalam nilai wajar melalui laporan laba rugi ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara lanagsung.
Aset keuangan perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, penyertanaan saham, piutang karyawan dan uang jaminan.


B.  Pengukuran setelah pengakuan awal
a)    Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan non derivative dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuota dipasar aktif.
b)   Asset keuangan tersedia untuk dijual (Available for sale)
AFS adalah asset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam kategori sebelumnya.
C.  Penghentian Pengukuran
Dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari asset keuangan tersebut berakhir atau ketika asset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan asset telah ditransfer.
2.    Liabilitas keuangan
A.  Pengakuan awal
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan dikeluarkan ketika liabilitas telah dilepaskan atau kadaluarsa.
Liabilitas keuangan diakui awalnya pada nilai wajar ditambah, dalam hal liabilitas keuangan selain derivatif, biaya transaksi yang dapat didistribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan perusahaan terdiri dari, utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain dan beban yang masih harus dibayar.
B.  Pengukuran setelah pengakuan awal
Liabilitas keuangan lainnya (kecuali jaminan keuangan) diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Untuk liabilitas keuangan selain derivatif, kerugian atau keuntungan diakui dalam laopran laba rugi komperhensif ketika liabilitas dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
C.  Penghentian pengakuan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liablitas keuangan yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan.

PSAK No. 60 (Instrumen keuangan: Pengungkapan)  
Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrument keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.
Dari resiko tersebut terdapat instrument keuangan dan manajemen resiko keuangan (31)
Instrumen keuangan
Aset dan liabilits keuangan perusahaan diharapkan terealisasi atau terselesaikan dalam waktu dekat. oleh karena itu nilai tercatat asset dan liabilitas keuangan tersebut mendekati nilai wajarnya.
Manajemen resiko keuangan
1.    Resiko kredit
Resiko kredit perusahaan muncul terutama dari resiko kerugian jika pelanggan gagal untuk memenuhi liabilitas kontraktualnya. Nilai tercatat atas asset keuangan mancerminkan eksporsur kredit maksimum. Eksporsur yang dilaporkan adalah sejumlah 39.509 dollar pada tahun 2012, dan 34.787 dollar pada 2011. Laporan tersebut tersusun atas: kas di bank dan setara kas, piutang usaha pada pihak ketiga, piutang lain-lain, penyertaan saham, uang jaminan, piutang karyawan neto.  
2.    Resiko likuiditas
Resiko yang timbul karena perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan financial perusahaannya termasuk didalamnya liabilitas. Untuk melunasi kewajibannya perusahaan dari piutang pelanggan yang sudah jatuh tempo. Jatuh temponya ada yang “<setahun”, “1 – 3 tahun”, “> 3 tahun”. Jumlah kurang dari setahun 62.069 dollar (Utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain , Beban masih harus dibayar). Jumlah utang 1-3 tahun 70 dollar (Utang usaha). Jumlah utang lebih dari 3 tahun 0 (NOl).
3.    Resiko pasar (resiko suku bunga, resiko mata uang, resiko harga)
Nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrument keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar.
4.    Resiko mata uang
Nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu instrument keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang selain dollar AS
5.    Resiko harga
Penyesuaian harga supaya konsumen tidak lari keprodusen lain.
Catatan ini menyajikan informasi tentang eksporsur perusahaan untuk masing-masing resiko diatas, tujuan dan kebijakan perusahaan untuk mengukur dan mengelola resiko.
 Sumber: idx






Selasa, 18 Maret 2014

akuntansi internasional kasus PT Timah Nusantara Tbk



PROFIL PERUSAHAAN
PT. Pelat Timah Nusantara Tbk, atau yang kita kenal dengan nama singkatan LATINUSA, memproduksi tinplate untuk memenuhi kebutuhan bahan kemasan kaleng dipasar domestic. Sejak didirikan 19 Agustus 1982 hingga kini, latinusa merupakan satu-satunya produsen tinplate di Indonesia. Perusahaan menyediakan atau memproduksi produk dengan kualitas internasional. Pada tahun 1986 perusahaan latinusa memulai kegiatan komersial dengan kapasitas 130.000 ton per tahun.

Latinusa melepas sahamnya kepada publik dengan kode saham NIKL pada tanggal 14 Desember 2009 dengan PT. Datindo Entrycom sebagai Biro Administrasi Efek. saham latinusa di vestasi oleh Krakatau steel dan akuisisi oleh KONSORSIUM Jepang. Pada tahun 2011 latinusa berhasil menambah kuantitas produksinya menjadi 160.000 ton per tahun karena sebelumnya telah berhasil menyelesaikan proyek revamping pada tahun sebelumnya. Nippon steel selaku pemegang saham mayoritas bergabung dengan Sumitomo Metal Industries, Ltd dan berganti nama menjadi Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp.

Latinusa berkantor di Gedung Krakatau Steel Lt. 3 Jalan Jendral. Gatot Subroto Kav 54, Jakarta Selatan. Sementara itu fasilitas produksi pabrik terletak dijalan Australia 1 Kav E1, Kawasan industri KIEC Cilegon. Didukung oleh pemegang saham yang berpengalaman dalam industri tinplate serta dukungan ketersediaan bahan baku, Latinusa telah berhasil berkembang ditengah persaingan yang semakin ketat dengan competitor global dikawasan Asia. Penyelesaian proyek revamping pada tahun 2011 merupakan upaya moderenisasi peralatan pabrik dengan teknologi terkini dan canggih. Sepanjang tahun 2012, Latinusa telah menyelesaikan proses Learning Curve untuk mesin baru dan mulai beroperasi secara optimal. Saat ini Latinusa berhasil meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi.  






SUSUNAN KEPEMILIKAN PERUSAHAAN
Dewan Komisaris
Nama
Jabatan
Yoshiaki Shimada
Komisaris Utama
Sukandar
Komisaris
Keiichiro Kawaguchi
Komisaris
Shojiro Ejima
Komisaris
Teguh Panotojudo Slamet
Komisaris Independen
Budi Irmawan
Komisaris Independen

Direksi
Nama
Jabatan
Ardhiman T.A.
Direktur Utama
Yoshimitsu Honda
Wakil Direktur Utama
Slamet Gunawan
Direktur Keuangan dan Umum
R. Suprapto Indroprayitno
Direktur Komersial
Himawan Turatmo
Direktur Operasi

Komite Audit
Nama
Jabatan
Teguh Panotojudo Slamet
Ketua
Budi Irmawan
Anggota
Heru Aditya Chandra Koesno
Anggota
Rachmat Noviar Bustari
Anggota

Kepala Satuan Pengawas Internal
Nama
Jabatan
Achyadi Yusuf
Pengwas Internal


Sekretaris Perusahaan
Nama
Jabatan
Muhammad Arsyad
Sekretaris Perusahaan

Pemegang saham
Nama Pemegang Saham
Tipe Saham
Jumlah Saham
Persentase Saham
PT Krakatau Steel (Persero)
Lebih dari 5%
507096150
20,09 %
Mitsui & Co, Ltd
Lebih dari 5%
252335000
10 %
Nippon Steel & Sumitomo Metal Corp
Lebih dari 5%
883172500
35 %
Metal One Corporation
Lebih dari 5%
126167500
5 %
Nippon Steel Trading Co, Ltd
Lebih dari 5%
126167500
5 %
Baruna Inti Lestari
Lebih dari 5%
126303850
5,005 %
Ardhiman T.A
Direksi
291000
0,011 %
Suprapto Indroprayitno
Direksi
266500
0,01 %
Himawan Turatmo
Direksi
266500
0,01 %

Akuntan Publik
Nama KAP
Jabatan
Siddharta dan widjaja
Auditor External dan Independen










ALASAN BERINVESTASI
Latinusa mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat dengan competitor gobal dikawasan Asia. berikut ini berbagai factor yang mempengaruhi para investor untuk berinvestasi di Latinusa.
1.    Hingga saat ini perseroan masih merupakan satu-satunya produsen tinplate terbesear di Indonesia.
2.    Selain menjadi produsen tinplate terbesar di Indonesia saat ini, permintaan yang stabil pada sector tinplate juga memegang peranan penting untuk menerik investor untuk menaruh modalnya di Latinusa.
3.    Latinusa memakai teknologi yang baik dan modern sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dalam menghasilkan produk.
4.    Telah menerapkan Good Corporate Governance (GCG) serta pertanggung jawaban CSR yang baik. Diantaranya adalah
A.  Kesehatan dan keselamatan kerja telah sesuai standart
B.  Perlindungan konsumen terutama pada pelanggan pada bidang makanan dan bangunan
C.  Pengembangan masyarakat disekitar wilayah geografis perusahaan berupa penyediaan fasilitas dan bantuaan kepada masyarakat
D.  Peduli lingkungan dengan cara pengelolaan limbang hasil buang yang tidak menyebabkan lingkungan menjadi rusak, mengingat Latinusa bergerak di bidang industri besar
5.    Permintaan domestik yang meningkat karena mengingat harga dan kualitasnya dapat bersaing dengan produk dari luar negeri lainnya pada bidang yang sama yaitu tinplate.
6.    Konsumsi masyarakat modern yang semakin meningkat pada bidang makanan dan minman kaleng serta bersifat lebih higienis dan aman, mengakibatkan permintaan terhadap produk tineplate menigkat kepada perusahaan makanan dan minuman.

Semua yang telah dituliskan diatas merupakan alasan mengapa para investor tertaik ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut diatas. Para investor yakin bahwasannya investasi yang mereka lakukan akan bertambah naik seiring dengan alasan diatas dan perkembangan zaman.  

PRINSIP AKUNTANSI dan AUDITOR
Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle) 
Prinsip akuntansi itulah yang menurut penulis dipakai dalam perusahaan Latinusa ini. Prinsip yang dimaksud adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya
Analisa keuangan pada bagian ini harus dibaca secara bersamaan dengan hasil apa yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik Siddharta dan widjaja yang semuanya telah diteliti dan mendapatkan hasil audit yang wajar tanpa pengecualian, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, serta hasil usaha dan arus kas yang berlaku untuk tanggal-tanggal tersebut, dan sesuai dengan standart akuntansi keuangan Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah diteliti dan diaudit berdasarkan standart auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

LAPORAN LABA RUGI dan LABA RUGI KOMPREHENSIF
1.    Pendapatan
Tingkat penjualan yang dianalisa pada tahap ini, mengalami peningkatan atau penurunan, selama periode waktu audit yang ditetapkan.
2.    Beban Pokok Penjualan
Beban pokok penjualan yang akan mengalami peningkatan atau penurunan yang disebabkan oleh bertambahnya volume penjualan.
3.    Laba Kotor
Menurun dan meningkatnya penjualan mempengaruhi laba kotor dan marginnya.
4.    Beban Penjualan
Beban penjualan mengacu pada pengeluaran yang secara tidak langsung mempengaruhi aktifitas perseroan dalam perolehan pendapatan. pada perusahaan Latinusa beban penjualan yang paling banyak adalah beban pengangkutan tinplate kepada pelanggan.
5.    Beban Umum dan Administrasi
Pada tahap ini yang paling dominan adalah biaya gaji pegawai, karena Latinusa bersifat pabrik besar dan butuh karyawan yang banyak supaya pesanan dapat terpenuhi secara maksimal.
6.    Laba(Rugi) dan Pendapatan Komprehensif
Laba terjadi jika terjadi kenaikan pendapatan dan berkurangnya beban pokok penjualan serta beban operasional, begitu juga sebaliknya apabila perusahaan mengalami kerugian.
ASET
Aset lancar dapat memberi kenaikan yang dapat disebabkan oleh kenaikan piutang, persediaan, dan setara kas.
1.    Aset lancar
a)    Kas dan Setara Kas
Pada saat penawaran saham perdana, kasnya dipakai akibatnya terjadi penurunan kas.
b)   Piutang Usaha
Piutang usaha timbul karena utang konsumen kepada pihak perusahaan. Apabila ingin menaikkan tingkat piutang dibutuhkan strategi pelunasan piutang oleh manajemen.
c)    Persediaan
Persediaan bahan baku pada Latinusa terdiri dari Tin Mill Black Plate, Timah, Barang jadi, dan suku cadang. Persediaan dapat naik dan turun disebabkan oleh peningkatan pengadaan bahan baku dan tentunya kenaikan produksi.
2.    Aset Tidak Lancar
a)    Aset Tetap
Aset tetap pada Latinusa terdiri dari proyek-proyek pengadaan mesin yang berguna meningkatkan kapasitas produksi, diantaranya revamping, scroll cut.
LIABILITIAS
Liabilitas atau kewajiban perusahaan dapat berupa kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
1.    Liabilitas Lancar
Kewajuban jangka pendek terjadi karena adanya pinjaman bank jangka pendek, dan pembelian bahan baku yang masih berhutang. Kurun waktu hutangnya tidak lebih dari setahun.
EKUITAS
Ekuitas perusahaan dapat naik dana dapat turun, hal ini disebabkan karena adanya rugi atau laba bersih pada tahun berlaku.
ARUS KAS
Arus kas dapat positif dan negatif, arus kas yang positif digunakan perusahaan untuk kegiatan operasional, belanja modal, penyelesaian proyek, dan penyelesaian hutang jangka pendek kepada bank. Apabila negatif, diperlukan manajemen yang baik seperti halnya dengan melakukan kolektibilitas kepada pelanggan dan pengeluaran kas kepada vendor sesuai dalam jangka waktu penagihan yang telah disesuaikan dengan siklus perputaran mdal kerja. 
sumber www.idx.co.id