Operasi Trikora atau Operasi Djajawidjaja (1962) ternyata masih
menyimpan banyak kisah. Catatan kontak radio terakhir Komodor Laut Yos
Sudarso yang selama ini disimpan Didimus Letsoin, 71 tahun, staf PHB Lanud Langgur,
misalnya, boleh jadi akan menyingkap misteri tenggelamnya RI Matjan
Tutul pengangkut Peleton Intai Tugas Istimewa TNI AD. Mari Langgur
terbetik pula cerita tentang mess berpenjagaan ketat yang disiapkan
khusus untuk penerbang AURI yang siap mati demi tugas. Mari dua fakta
ini saja sudah terbayang, betapa dahsyatnya aksi militer yang bakal
digelar.
Fakta-fakta heroik di seputar serangan untuk merebut
kembali Irian Barat tersebut kami urai dalam Edisi Koleksi
Angkasa berjudul Operasi Udara Trikora. Buku ini harus Anda baca, karena
dari sini Anda akan tahu betapa Indonesia pernah begitu berani
melawan negara lain yang menginjak-injak kehormatan Bangsa. Sadar bahwa
nasib Indonesia kerap dipermainkan di meja perundingan internasional,
Bung Karno mendatangkan berbagai persenjataan berdaya tangkal tinggi
dari Uni Soviet. Militer Indonesia kemudian menjadi yang terbesar di
belahan Bumi selatan, dan dunia pun tahu seperti apa wajah negeri ini
jika sedang marah.
Begitu pun, sang panglima sadar akan segala risikonya. ” Oleh karena itu,
saya akan memberikan waktu selama satu menit kepada mereka yang mungkin
ingin mengundurkan diri,” tegas Mayjen Soeharto dihadapan pasukan
pertama yang akan diterjunkan di Merauke dengan C-130 Hercules. Lewat
buku ini pula Anda akan kami ajak “melihat” kehebatan strategi dan
detail operasi serangan udara yang dipersiapkan para perwira AURI. Semua
sangat mematikan, sampai-sampai AS yang baru saja mengalahkan Jepang
dalam Perang Pasifik, terbelalak melihatnya. Belanda ternyata tak
sehebat yang diperkirakan sebelumnya.
sumber: http://sejarahperang.com/2011/07/24/operasi-udara-trikora/#more-1729
Tidak ada komentar:
Posting Komentar