Apakah makna Natal bagi kita umat Tuhan yang masih diberi-Nya kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga kini, di akhir tahun 2010 ini? Dari tahun ke tahun Natal dirayakan, banyak uang dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di kota-kota. Namun ada satu hal yang seringkali kita lupakan, yaitu menghiasi diri kita sendiri (1 Petrus 3:3-4 -- "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak dapat binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram dan berharga dimata Allah").
Seringkali, pada bulan Natal seperti ini kita disibukkan dengan segala
macam kegiatan atau acara yang banyak menyita waktu, tenaga, bahkan
uang kita. Kita sering terjebak untuk lebih menghiasi hal-hal yang
bersifat lahiriah, sementara manusia batiniah kita kering kerontang.
Yesus sering kali berkata mengenai orang Farisi dan Saduki, "Bangsa ini
mendekat dengan bibirnya,
padahal hatinya jauh dari pada-Ku" (Matius 15:8-9). Bahkan lebih keras
lagi Yesus berkata, "Sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah
luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan ... Sebab kamu seperti kubur yang dilabur
putih, yang sebelah luarnya memang bersih nampaknya, tetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran"
(Matius 23:25-27).
Natal adalah saat di mana
kita sebagai Gereja Tuhan yang adalah mempelai Kristus, menghiasi
manusia rohani kita. Apakah masih ada cacat atau noda dosa saat
menyambut Kristus? Masih adakah kerut di wajah kita, dan sudah layakkah kita untuk tampil di pelaminan dalam acara pesta perkawinan Anak Domba?
Ada beberapa pesan Natal yang perlu kita renungkan bersama:
1. Natal adalah kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia secara jasmani.
Kelahiran adalah dimulainya suatu kehidupan baru di bumi.
Sama seperti Yesus lahir dari Roh Kudus, sudahkah kita juga lahir dari
Roh Kudus sehingga ada satu realitas kehidupan Allah bekerja dalam hidup
kita. Dan kita dapat disebut Manusia ciptaan baru, di mana semua hidup yang lama telah berlalu dan kehidupan Kristus datang dan nyata dalam hidup kita (Yohanes 3:1-5 -- "Kamu harus dilahirkan kembali, apa yang dilahirkan dari roh adalah roh, apa yang dilahirkan
daging adalah daging"). Pertanyaan untuk kita renungkan sebagai umat
Tuhan adalah, sudahkah kita lahir dari Roh-Nya, sehingga kita dapat
memulai sesuatu yang baru di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita? Kehidupan baru dimulai ketika kita mengundang Tuhan Yesus secara pribadi menjadi Juru Selamat kita.
2. Natal memberi pengharapan.
Kelahiran Tuhan Yesus di bumi memberikan suatu pengharapan baru bagi manusia yang hidup dalam perbudakan dan dijajah oleh dosa dan kematian (Matius 4:16 -- "Bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat terang yang besar bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit terang"). Ada sesuatu yang sedang bergerak di seluruh
dunia yaitu ketakutan -- takut mati, takut sakit, takut gagal, takut
akan masa depan. Dan ini yang membuat manusia semakin buas dan nekat
dalam dosa dan kejahatan. Ketakutan telah membunuh lebih banyak manusia dibanding dengan yang lainnya. Ketakutan mendorong seorang ibu di New York melemparkan ketiga anaknya dari lantai 14, lalu kemudian ibu itu sendiri bunuh diri dengan terjun dari gedung itu. Tetapi Yesus datang memberi pengharapan. Harapan untuk hidup di masa depan, serta harapan untuk berhasil (Yesaya 60:1 -- "Bangkitlah menjadi teranglah,
sebab terangmu sudah datang dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu"). Umat
Tuhan bangkitlah! Biarlah terangmu memancar atasmu dan kemuliaan Tuhan
bersinar lewat hidupmu, karena terang itu sudah lahir di bumi, di hati, di Gereja, di setiap orang yang membuka hati untuk-Nya.
3. Natal artinya memberi.
Natal berbicara tentang misi Bapa bagi dunia, yaitu Bapa di Surga
mengutus Misionaris-Nya ke dalam dunia yaitu Yesus Kristus. Ketiga
orang Majus datang hanya untuk menyembah dan memberi emas, perak, dan
mur. 2000 tahun yang lalu Bapa kita menaburkan benih yang kekal yaitu
Firman Allah ke dalam dunia. Benih itu telah jatuh ke dalam tanah dan
mati, sehingga lewat satu benih itu lahir tuaian, yaitu seluruh umat
Tuhan. Bukan cuma itu, tetapi benih itu juga menghasilkan benih lagi
yaitu kita semua. Misi Bapa bagi dunia: Dia
sedang mencari benih-benih yang siap jatuh ke dalam tanah dan mati
(Yohanes 4:35-36 -- "Engkau berkata empat bulan lagi tiba musim menuai?
Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang
yang sudah menguning dan matang untuk dituai").
Sudah siapkah Gereja menuai padi yang menguning di tahun 2011? Atau lebih lagi, siapkah Gereja menjadi benih yang jatuh ke tanah dan mati? Ladang misi tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Ini adalah ladang misi yang sudah menguning. Siapkah Anda menjadi penuai di ladang misi? Atau siapkah Anda menjadi tiga orang Majus yang datang dengan persembahan emas, kemenyan, dan mur? Dibutuhkan orang-orang untuk menuai jiwa-jiwa di Indonesia, dan dibutuhkan orang-orang untuk mempersiapkan para penuai dan dana untuk mengirim para penuai ke dalam ladang tuaian.
Siapkanlah dirimu untuk tuaian yang lebih besar di tahun 2011.
Diambil dari:
http://misi.sabda.org/makna-natal
Judul buletin | : | Suara Penuai, No.13/Edisi Desember 1996/Tahun III | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Penulis artikel | : | Pnt. Samuel Saputra | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Penerbit | : | Yayasan Penuai Abadi Indonesia | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Halaman | : | 13 dan 26 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar